Author Archive for oka aditya

11
Oct
16

Belajar Berkereta dari Korea

“Kereta anda masih menunggu sinyal masuk Stasiun Manggarai. Mohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan anda…”

Hoaaaa…. Itu pengalaman yang tidak menyenangkan dan sering terjadi pula. Saya catat lama berhenti bisa sampai 20 menit, itu menyebalkan. Pagi-pagi mana kita buru-buru, belum sarapan, klien nelpon terus, eh kereta berhenti pula. Grrrhhh…

Manggarai adalah koentji.

Stasiun Manggarai jadi stasiun perlintasan yang paling heboh se-Jakarta. Kereta commuter line dari dua arah, jakarta kota dan tanah abang/jatinegara, ada yang ke Bekasi ada yang ke Bogor. Juga kereta jarak jauh dari Gambir semua lewat situ dan jalurnya saling silang. Welah..

Mungkin soal jaringan kereta kita belum bisa setara Korea Selatan, khususnya Seoul. Sudah di bawah tanah (subway) ruwet pula. Mau kemana-mana tinggal turun ke bawah dan naik Metro, Metro adalah sebutan commuter line di Seoul. Awalnya tahu hal tersbut hanya via internet dan membuat penasaran, pengen coba.

Singkat cerita, saya pengalaman full jalan di Korea naik kereta kemana-mana (Sempat naik city tour bus juga ding. Hehe..). Dari bandara ke Seoul, dari Seoul ke Nami Island juga naik kereta, semuanya PP. Bandara ke Seoul naik kereta ekspres, alias kereta yang duduknya menghadap depan dan tidak berhenti di setiap stasiun. Tapi pas pulangnya (mau kembali ke Jakarta) naik kereta commuter yang berhenti di setiap stasiun dan pastinya lebih murah. Lalu, pas saya ke Nami Island naik kereta ekspress ITX, 2 lantai, dan saya coba duduk di atas (Ga ada di Indonesia bro..).

Dari bandara Incheon ke Seoul itu kereta berhenti di Seoul Station, stasiun besar milik kota Seoul. Setelah itu harus oper naik kereta dalam kota (Metro, subway) untuk menuju hotel yang kebetulan di Jongno 3(sam)-ga. Perlu diketahui, posisi Incheon ada di barat daya kota Seoul.

new-picture-4

Gambar 1. Perjalanan Incheon ke Seoul naik kereta.

Kemudian hari kedua, saya jalan ke Nami Island. Posisi Nami ada di luar Kota Seoul, tepatnya ke arah timur laut Seoul. Tetep, kereta andalan saya. Dari Jongno 3(sam)-ga harus naik Metro ke stasiun Cheongnyangni lalu dilanjutkan kereta ke Gapyeong Station. Stasiun Cheongnyangni ini stasiun yang besar, lebih luas dari Seoul Station, kalau menurut mbah Google untuk transit dari terminal Metro ke terminal kereta jarah jauh (luar kota) kita butuh 7 menit jalan kaki. Kalau benerannya kayanya lebih deh, sekitar 15 menit, apalagi buat yang baru pertama kali seperti saya kemarin. Hehe..

new-picture-3

Gambar 2. Perjalanan dari Seoul ke Nami Island

Memisahkan Jalur Kereta Dalam Kota dan Luar Kota.

Menurut saya, pelajaran yang bisa dicontoh bagi manajemen operasi commuter line di Jakarta adalah…….. Apalagi Jakarta jalur keretanya cuma dikit, perlintasan sebidang dengan pengguna mode transportasi lain masih banyak, dll.

Adalah… (diulang), pisahkan jalur kereta dalam kota dengan kereta luar kota. Perebutan jalur antara KRL (commuter line) dengan kereta jarak jauh itu menyakitkan, karena KRL selalu dikalahkan, padahal di dalam KRL itu orang penuh berdesakan. Seakan-akan beda kasta antara KRL dan para kereta jarak jauh itu.

OK lah, mungkin dulu kereta KRL apalagi ekonomi itu tak beradab. Saya akui iya. Tapi hal itu tak terjadi sekarang setelah revolusi per-keretaapi-an oleh Pak Jonan. KRL commuter line sekarang lebih beradab, jauh lebih nyaman, lebih-lebih jika tidak berdesakan. Hihi.. Jadi, memenangkan salah satunya itu tidak mencerminkan semangat revolusi kereta api. Halah.. 😀

new-picture-5

Gambar 3. Seoul Station ke Cheongnyangni Stasion, 18 menit, 9 pemberhentian. Jumlah pemberhentian mirip Jakarta Kota-Manggarai, tapi beda waktu tempuh.

 

Buat apa stasiun kereta jarak jauh dibangun di tengah kota?

Keberadaan Gambir sebagai stasiun kereta jarak jauh di tengah kota tidak cocok dengan semangat revolusi kereta api. Mungkin dulu ada kasta antara kereta jarak jauh yang kebanyakan kelasnya eksekutif dengan kereta KRL ekonomi yang penumpangnya antah berantah. Tapi sekarang tidak lagi, posisinya lebih egaliter keduanya. Semangat pemisahan kasta demi pelayanan berbasis ongkos sudah tidak relevan. Definisi penumpang kereta eksekutif, orang kaya, ke stasiun naik mobil pribadi, perlu stasiun (sangat) bagus di tengah kota sudah expired.

Menindaklanjuti revolusi kereta api tahap pertama, mind set baru yang harus ada di PT. KAI adalah “kereta api sebagai tranportasi massal yang terjangkau dan terintegrasi”. Menjadi lucu ketika penumpang kereta api jarah jauh tapi tidak bisa di-feeding pakai saudaranya sendiri kereta api dalam kota, alias KRL, alias commuter line.Ya, karena kereta dalam kota (KRL/Commuter Line) tidak bisa berhenti di Stasiun Gambir.

Jadi langkah yang baik adalah jangan campur jalur kereta dalam kota dan luar kota demi jaringan yang terintegrasi. Di Seoul ada Seoul Station di barat kota dan Cheongnyangni di timur laut kota sebagai stasiun kereta jarak jauh yang terintegrasi dengan kereta dalam kota (metro/subway). Jadi, stasiun kereta jarak jauh sedikit ke tepi kota dan jalurnya tidak bentrok dengan kereta dalam kota. Namun, mereka berintegrasi dengan baik antara kereta dalam kota dan kereta luar kota. Beda sama di Jakarta kan?

img_20151123_101524_hdr.jpg

Gambar 4. Petunjuk transit di Cheongnyangni Station

Sebagai pengguna commuter line relasi Gondangdia-Kalibata setiap hari saya punya usul jika stasiun untuk ke luar kota yang kebanyakan ke arah timur kota itu digeser tidak lagi di Gambir. Pilih stasiun agak di tepi kota tapi bisa diakses oleh kereta dalam kota, pilihannya bisa Manggarai atau Jatinegara, tapi saya cenderung di Manggarai. Jadi kereta relasi Jakarta Kota – Manggarai tidak lagi ‘terganggu’ oleh kereta jarak jauh dari Gambir. Relasi KRL Jakarta Kota tidak perlu hingga Depok atau Bogor, karena melintas di persilangan Manggarai itu penyakit. Cukup tek-tok Jakarta Kota-Manggarai saja. Harapannya jarak lebih dekat jadi frekuensi bisa lebih cepat. Begitu pula relasi kereta yang lain tidak boleh melintas bersilang di Manggarai. Cukup Jatinegara-Manggarai tidak perlu sampai Bekasi atau Bogor.

Stasiun yang melayani luar kota arah ke barat dilayani oleh Stasiun Tanah Abang dan luar kota ke arah timur dilayani oleh stasiun Manggarai. Semua stasiun besar tersebut bisa dengan mudah diakses oleh kereta dalam kota (integrated railway). Dengan begitu kereta api ke arah luar kota Jakarta bisa langsung wuzzz jalan tanpa berebut jalur dan berebut melintas Stasiun Manggarai. Kereta dalam kota dan jarak menengah pun cukup tek-tok (pergi-pulang, bolak-balik) tanpa harus berebut melintas Stasiun Manggarai. Manggarai-Jakarta Kota, Manggarai-Bogor PP, Manggarai-Bekasi PP, dan Kampung Bandan-Manggarai PP, targetnya dengan memperpendek jalur dan tidak tersendat di Manggarai frekuensi bisa meningkat sehingga paling tidak setiap 10 menit ada kereta yang lewat di stasiun, tidak seperti sekarang yang bisa hingga 30 menit untuk relasi yang sama. Note: kalau Metro di Seoul setiap 5 menit.

wp-image-1957171495jpg.jpeg

Gambar 5. Kereta Ekspres ITX dari Cheongnyangni Station menuju Gapyeong Station.

 

Misal jadi begini:

  1. Kereta dalam kota: Jatinegara (via kampung bandan)-Manggarai, Jakarta Kota-Manggarai.
  2. Kereta jarak menengah: Manggarai-Bogor, Manggarai-Bekasi, Tanah Abang-Maja, Tanah Abang-Tangerang
  3. Kereta Jarak Jauh: Manggarai-Bandung, Manggarai-Semarang, Manggarai-Surabaya, Manggarai-Jogja, dll.

Konsekuensinya Stasiun Manggarai jadi stasiun besar. Melihat luasnya lahan saya pikir cukup, tinggal ditambah ‘floating terminal’ di atas semua jalur, seperti pada stasiun Palmerah. Luas, lega, dan penumpang bisa leluasa akses dengan aman ke semua jalur kereta di bawahnya. Penumpang tidak lagi menyeberang rel tapi lewat di atasnya. PR nya adalah memastikan semua orang bisa naik-turun untuk transit dengan nyaman. Dari jalur kereta ke terminal di atasnya kemudian turun lagi ke jalur yang diinginkan dengan cepat.

Saya pikir revolusi kereta api jilid 2 harus berjalan, kalau hanya merubah tempat duduk jadi ‘tempat bersandar’ itu sih….. (no comment lagi)

30
Jun
16

Automatic Docking Guidance System

Kecelakaan di bandara 80% terjadi di area gerbang (gate) dan apron. Itu area yang sibuk dan terbatas, dimana pesawat terbang, kendaraan dan orang selalu bergerak di segala kondisi cuaca. Keselamatan di darat adalah prioritas utama dari setiap bandara. Apakah Anda tahu bahwa lebih dari 27000 kecelakaan dan insiden terjadi setiap tahun? Itu berarti satu per 1.000 penerbangan. Tingkat cedera sembilan per 1.000 penerbangan. Sebanyak 25% dari semua kerusakan pesawat terbang adalah akibat dari insiden yang melibatkan garbarata (passenger boarding bridge). Banyak insiden dan kecelakaan ini menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pengelola bandar udara.

Semakin sibuk sebuah bandar udara maka resiko kecelakaan itu akan semakin besar. Maka dari itu bandara-bandara besar di dunia berlomba-lomba menggunakan sistem yang terintegrasi dan dapat dikontrol dengan lebih cepat dan mudah. Trennya adalah smart airport (bandara cerdas) dimana semua aspek operasi bandara terhubung dalam sebuah sistem yang baik. Pencegahan insiden apalagi kecelakaan bisa dilakukan dan apabila terjadi kecelakaan, penyelesaiannya pun lebih cepat.

Jadi tantangannya adalah meningkatkan kapasitas bandara dengan keselamatan yang meningkat pula. Salah satu hal yang bisa dilakukan di area apron adalah dengan menerapakan “marshaller otomatis”, dimana “marshaller” tidak hanya memberikan aba-aba untuk pesawat parkir tetapi juga mampu secara terus menerus memantau kondisi apron dan gate serta memberikan laporan real time kondisi area tersebut.

AVDGS

Gambar 1. AVDGS melakukan pemindaian (scanning) terhadap pesawat yang datang.

 

Dengan “marshaller otomatis” atau dikenal secara umum dengan Stand Guidance System pesawat terbang dapat lebih cepat dan tepat melakukan proses parkir di gate yang dituju atau docking, juga jauh lebih aman tentunya. Jika proses docking lebih cepat tentu dapat menghemat waktu dan pastinya juga menghemat bahan bakar pesawat. Proses docking yang lebih aman juga menurunkan resiko kecelakaan sehingga meningkatkan kenyamanan penumpang dan petugas bandara.

Situs populer Wikipedia menyebutkan ada tiga produsen Stand Guidance System terkemuka di dunia, yaitu,  Honeywell, FMT, dan Safegate. Mereka menyebut produknya dengan AVDGS (Advanced Visual Docking Guidance System), dimana alat tersebut bisa memindai (scanning) seluruh area apron secara akurat dan pada semua kondisi cuaca sehingga sang marshaller bisa dengan tenang berada di dalam ruangan.

Safedock, AVDGS produk Safegate sendiri telah terpasang di Bandara Ngurai Rai Bali, Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Hasanuddin Makassar, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Berau, Bandara Haluoleo Kendari, Bandara Sultan Babullah Ternate dan Bandara Kualanamu Medan. AVDGS telah menjadi standar bagi bandara di dunia, di eropa tercatat 2478 unit terpasang, di Asia 1745 unit, dan total di seluruh dunia sudah sekitar 7000 AVDGS Safedock terpasang.

IMG_20160323_195502

Gambar 2. Pemasangan AVDGS merk Safegate di Bandara Kualanamu Medan.

 

Cara kerja AVDGS (Safedock) dalam memandu pesawat terbang untuk parkir melalui lima tahap. Pertama, Aircraft type check, AVDGS memindai pesawat terbang yang datang menggunakan pemindai laser untuk memastikan bahwa pesawat yang tersebut sesuai dengan informasi yang diberikan. Kedua, apron scan, AVDGS memindai apron, memastikan tidak ada kendaraan atau benda lain di jalur pesawat. Ketiga, verify position of passenger boarding bridge,  AVDGS melakukan verifikasi posisi garbarata. Keempat, Parking,  AVDGS memandu pesawat udara menuju posisi yang tepat dengan menyediakan petunjuk yang intuitif terhadap pilot melalui layar LED berintesitas tinggi. Kelima, stop positions, AVDGS mampu memberikan posisi berhenti pada rentang 2 hingga 65 meter menyesuaikan dengan beragam kebutuhan pesawat udara yang ada, sangat fleksibel.

Selain isu keselamatan, isu lain yang tak kalah penting adalah efisiensi. AVDGS Safedock mampu menghubungkan semua gate pada terminal bandara melalui jaringan yang terintegrasi dengan sistem IT bandara dan sistem pada maskapai untuk menyediakan informasi real-time terkait status gate dan data penerbangan. Hal ini menghasilkan waktu tercepat untuk pesawat udara sampai di gate dan operasi yang lebih efisien dan terukur.

safegate-l

Gambar 3. AVDGS memberikan isyarat berhenti kepada pilot.

 

AVDGS memungkinkan operator bandara mengetahui dengan cepat gate yang ditempati atau gate yang tersedia (kosong), memastikan pesawat diparkir dengan cepat dan lancar pada konfigurasi yang benar dan memungkinkan perubahan gate di menit terakhir untuk memenuhi jadwal ketat yang mungkin ditemui. AVDGS menghilangkan laporan tertunda dengan perekaman otomatis dan laporan aktual untuk waktu masuk-keluar pesawat udara dalam tracking penggunaan gate dan untuk penagihan yang akurat. Airport yang lebih efisien dapat menunda ekpansi yang mahal dan dapat mempercepat pengembalian investasi .

Manfaat lain yang bisa diambil adalah manfaat terhadap lingkungan. Dengan memperpendek waktu tempuh pesawat udara dari mendarat hingga ke gate, AVDGS membantu menjaga penggunaan bahan bakar dan konsumsi daya yang lain menjadi minimum. AVDGS mengurangi penerbangan tertunda , mengurangi waktu tunggu untuk pelacakan gate dan jalur yang tersedia, sehingga secara signifikan mampu mengurangi pemborosan bahan bakar. Ketika pesawat terparkir lebih cepat dan pengunaan gate lebih efisien, maka emisi CO2 akan berkurang. Dalam situsnya, Safegate menuliskan, “With Safedock AVDGS you bring air travel a little closer to nature.”

 

Ditulis oleh:

Oka Aditya, ST.

Engineering Staff di PT. Thorindo Lentera Labuhan (Agen Pemegang Merk Safegate Group di Indonesia)

 

Sumber:

http://www.safegate.com

http://www.honeywellairports.com

http://www.fmt.se

https://en.wikipedia.org

 

 

08
Apr
16

Hari ke dua di Seoul

Pagi di Seoul, dingin…. Tanggal dan jam tercantum itu. Valid! Hehe

Hari kedua kami tetapkan sebagai hari ke Nami. Tahu Nami?? Saya sebenarnya juga tidak tahu, baru tahu pas mau berangkat. Konon itu tempat terkenal karena sebuah serial drama korea, Winter Sonata.
Pengen liat keseruan kami ke Nami, yuk pantau poto-poto yang ada. Yang jelas kami tanpa agen perjalanan, kami backpacker. Hihi..

image

Transfer dari subway ke kereta itx, kereta ke luar kota seoul.

image

Video kami di kereta:

Naik kereta double decker, kita minta di lantai 2. Habis di Indonesia ga ada kereta lantai 2, jadi kami pengen coba deh. Hehe..

image

Sampai di stasiun kereta paling dekat untuk ke Nami, Myengdong Station. Terus nyeberang jalan, nunggu bis deh.

image

image

Sampai di pelabuhan untuk naik ke kapal fery. Nami Island, I’m coming..

Ini video nya:

image

Sampai di Nami Island!! 

image

image

image

Welcome…!!!!

image

image

Kuliner di pulau Nami, bakpao kacang merah, sate kambing, dan sosis panggang. Yang sosis ga nampak, karena memang ga makan, pork. Hehe..

image

Di sana dingin banget, sekitar 3-5° C. Tersedia api unggun di beberapa titik di jalur kami jalan.

image

Pada berfoto di depan tugu peringatan Winter Sonata. Itu ibu-ibu turis China, bersemangat sekali antri poto.

image

Serunya naik sepeda di Nami, cekidot! 

image

Asiknya jalan-jalan di Nami Island. Cocok untuk berfoto-foto.

image

Ujung pulau Nami, naik sepeda untuk mudah sampai ke sini.

image

image

Logo Nami Island, tertulis Naminara Republic.

Dasar nasib backpacker atau memang kami terlalu bahagia di pulau Nami ini, kami menghabiskan siang tanpa makan siang. Kami Pede bakal makan enak dan murah di Seoul. Akhirnya kami kembali naik kereta ke Seoul dan sampai di Seoul sudah lewat maghrib, lapaaaarrr… 

Tips dari teman, pergi ke restoran china food pasti ada nasi. We dit it.. Sampai di restoran china yang tentunya restoran china kecil di sebuah area perkantoran di Seoul, kami duduk manis dan mulai membaca menu. OMG!! tulisan china. Hahaha… Tanya ke pelayan, she couldn’t speak english. Nasiiibb…. 

Keluar aja deh.. Kelaparaann… 

Tau kami diselamatkan oleh siapa?? 

Restoran vietnam! 

*note:  fastfood di Seoul jarang menyediakan nasi dan harus bereskan meja sendiri. Jangan samakan dengan di Indonesia ya… Hehe 

08
Apr
16

Hari pertama di Korea

Hari pertama ini kami memilih City Tour. City tour di seoul menggembirakan, jauh sekali dari jakarta meski kita harus beli tiket yang berlaku seharian. Di hari pertama ini kami memilih City Tour yg Palace, alias pergi ke istana yang ada di Seoul. Ya, banyak istana di kota seoul, keren. Silakan liat potonya ya..

image

image

Bagus kan bisnya…

image

image

image

image

image

image

image

image
Banpo bridge, panjang jalan ke sini. Eh air mancurnya mati, sedih. Hiks.. Mau tahu yang versi air mancur hidup, googling aja ya. Hiks..

image

Kehujanan pas mau pulang hotel, dingiiiinnn….

08
Apr
16

Malam pertama di Korea

Perjalanan ini dilakukan pada minggu ke 4 di bulan november. Dimana kami disambut akhir musim gugur dan menjelang musim dingin.
Silakan dinikmati poto-poto perjalanan kami di korea kemarin.

image

Naik kereta express dari bandara ke seoul station, karena kami pergi berlima kami dapat diskon. Lebih murah dari pada naik bis, apalagi taksi. Yg lebih murah ada lagi naik kereta yg commuter, yg berhenti setiap stasiun.

image

Lanjut naik subway menuju stasiun terdekat di hotel, nama stasiunnya jongno 3-ga (dibaca: jongno sam ga). Wilayah perkantoran di jantung kota Seoul. Sengaja naik kereta terus, ini hal yang ga ada di Jakarta. Hahaha..

image

Jajan malam pertama di Seoul, lapeeerr… Dan ini sate ayam ala seoul street food. Hehe..

image

Hotel kecil kami di Seoul, Sleepy Panda , recommended!

18
Jan
16

Sunday Walking

image

Maaf, posting kali ini menyela postingan soal trip korea yang belum selesai. Hehe..

Weekend yang lalu istri ada acara outing kantornya ke Belitung dan itu artinya meninggalkan kami berdua, ya suami dan anak. Ini curangnya laki-laki, pas dinas ninggalin istri dan anak ga protes tapi pas ditinggal istri protes. Hahahaha….

Naura, 2 tahun 10 bulan, belum pernah ditinggal bersama papa-nya utk waktu yang panjang lebih dari 1 hari. Baru kali pertama, ya kemarin itu 16 dan 17 januari. Tentu saja daku deg-degan, anak ini nangis ga ya ditinggal emaknya. Hehe..

Sabtu pagi, dia bangun seperti biasa setelah film kartu favoritnya kedengaran.
Dia tanya, “mama mana?”
Ujian pertama, ku jawab, “mama di kantor.”
Mungkin dia familiar dengan istilah kantor tapi belum paham betul kantor itu bagaimana. Hehe..
Tapi dia sempat request, “mau jemput mama..”
Ku jawab, “Oke, nanti sore ya..”

Kalau soal mandi pagi dan makan tidak terlalu masalah, Naura sering juga makan dan mandi sama papanya. Sabtu pagi hingga siang berlangsung aman, pagi sarapan roti, siang makan mie. Dia sendiri yang minta makan mie. Ku penuhi dan semuanya lancar.

Menjelang waktu tidur siang, ini critical time. Naura selalu susah diajak tidur, tidur malam aja susah apalagi tidur siang. Betul saja, setelah berjibaku dengan naura 1 jam lebih tidak membuahkan hasil, dia menolak tidur siang. Bapaknya habis, dipukul, lempar bantal, tumpuk guling, dan lainnya. Super sekali anak ini.

Berbagai trik dicoba, termasuk trik pura-pura tidur. Ternyata aku bener-bener tertidur dan Naura tetep main. Setelah aku bangun tidur, mainan berantakan dimana-mana. Tumpukan baju juga berantakan dan dia dengan cuek-nya masih main.

Sudah jam mandi sore, saya bangun tidur dan langsung mandiin Naura. Setelah maghrib ku ajak Naura ke mall terdekat untuk makan, maksudnya sekalian aja dia main. Eh di atas motor sudah goyang-goyang kepalanya, tapi kalau disapa masih nyahut.

Bener saja, sampai di tempat makan dia duduk di sofa dan langsung TIDUR! Duuh… Kasihan anakku. Akhirnya makan dibungkus dan dia ku bawa pulang.

Sampai rumah dia bangun lagi, langsung ku tawarin mie goreng yang baru dibeli. Sambil nonton film kartun dia mau makan, alhamdulillah.. Prediksiku dia akan ngantuk ternyata tidak, lanjut main. Setelah telpon mamanya dia mau untuk dibujuk tidur, masuk kamar, dan… loncat-loncat di kasur! Hadeuh…. Ku matiin lampu, ga mau, protes. Sekitar 30 menit berjibaku dan akhirnya kami tertidur, entah siapa duluan. Hahaha…

Pada hari minggu pagi. Setelah bangun pagi, biasanya dia minta roti tapi kali ini enggak. Aku langsung mandiin dia dengan sogokan sekotak coklat kecil. Habis itu turun dari kahyangan, eh turun dari dari unit di lantai 21 ke lantai dasar untuk beli makan. Sarapan kali ini bubur ayam. Dia makan dengan lahap, sayangnya masih disuapin. Dari porsi bubur ayam orang besar dia hanya sisakan seperempat nya dan itu untuk papanya.

image

Setelah makan saatnya jalan-jalan berdua. Awalnya cuma kepikiran mau ajak jalan biar dia ga bosan, keluar komplek apartemen sambil gandengan dan ketawa-ketiwi. Eh, dia ga protes. Terus jalan, sudah lebih 100 meter jalan, dia ga protes juga. Naura sangat menikmati jalan kaki bersama papanya hari minggu lalu, seperti di poto. Naura justru tertarik dengan sekitarnya, ayam dia sapa, kucing dia sapa, daun dia ambil, hanya tikus got yang dia takut. Hahahaha….

Sempat mogok jalan ketika dia takut lihat tikus, dengan sedikit bujukan dia mau lanjut jalan. Melihat kegigihan dia jalan kaki aku tentukan tujuan, mall kalibata. Itu tidak dekat, sekitar 200 meter ke depan lagi. Untung pagi itu cuaca bersahabat, berawan ringan. Jalan yang kami lalui di sisi stasiun kalibata pun cukup teduh dengan pepohonan. Naura dengan riang jalan kaki sambil memungut daun yang menarik hati dia. Ajaib, dia sampai seberang mall dengan selamat, tidak protes. Tapi dengan segenggam daun yang dia ambil dari jalan. Hahahaha…

Padahal ku janjikan dia eskrim jika tiba di mall, ternyata dia lihat duluan arena bermain anak-anak. Namanya anak-anak tak kuasa menolak hasrat untuk main dan eskrim lupa. Hehe..

image

Setelah main 2 jam saya bilang ke dia, “Ayo kita makan, papa lapar..”
Sepertinya dia juga lapar.
“papa lapar?”, tanyanya balik sambil bersiap keluar dari play house.

Akhirnya saya ajak dia makan fast-food. Makan banyak lagi siang itu. Sekitar jam 1 kurang kami makan siang.

image

Setelah makan kenyang, ku coba ajak dia pulang jalan kaki. Walaupun aku sudah bersiap jika harus naik angkot atau ojek. Ternyata lebih semangat dari sebelumnya dia jalan kaki sambil berkata pada dirinya sendiri, “Naura sudah besar, jalan sendiri, ga digendong..” Ah anakku lucu sekali, I love you my princess..

Apa kesibukan selama jalan, ambil daun lagi. Padahal daun yang dia ambil pas berangkat sudah sukses ku buang dengan diam-diam. Setelah daun keempat dia ambil, dia ketemu bunga Kamboja. Daun dia buang, dia ambil bunga tersebut. Nampaknya dia senang sekali dapat bunga bermahkota 5 helai tersebut, dia pegang baik-baik sambil terus jalan. Hebat.

Sampai masuk komplek dia ga protes sama sekali dan tidak minta gendong, bahkan sempat hampir terjatuh karena lari di jalan turun menuju lobby apartemen. Tapi karena ku gandeng dia bisa langsung ku angkat, dia bilang, “Naura hampir jatuh, maaf ya papa..”
Oh my God, so sweet anakku ini.

Kita naik dan saatnya tidur siang. Seperti biasa, pertarungan menjelang tidur siang tak terhindarkan. Pertarungan kali ini sangat keras. Sampai pertumpahan mainan di atas badanku ketika aku sudah tertidur karena lagi akting pura-pura tidur. Hehehe..

Nangis yang ketiga dia baru mau di ambil sambil peluk tanganku, manis sekali. Tentunya aku ga pingin buat dia nangis, hanya saja dia protes keras sampai nangis karena aku larang untung main. Akhirnya tidur, hampir 2 jam untuk buat Naura tidur. Ah luar biasa anakku… Padahal kalau tidur juga nyenyak tapi kenapa dia ga mau tidur. Akhirnya Naura tidur nyenyak sambil berguling tangan papanya. Hehe..

Cape ya Nak.. Habis jalan ke mall. Maaf ya papa mu ngerjain. Hehe..

image

Ternyata anakku lebih tangguh dari yang ku kira, ga cengeng juga walau dia cari mamanya. Ah anakku luar biasa. Love you Naura.

Akhirnya aku tahu, anakku ini tangguh sudah siap untuk ku ajak traveling ke Korea!! *halah :p

28
Dec
15

Korea Trip (2), Berangkat!

Pada suatu dini hari yang dingin dan nervous terbangunlah diriku pada jam 2 pagi. Ya, pagi ini aku harus segera bersiap karena harus ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Di tiket tertulis jam 05:15 pesawat dari maskapai Hongkong akan membawaku ke Seoul, via Hongkong. Segera ku buat air panas untuk mandi, makan roti seadanya di dapur. Sekitar jam 02:20 hp ku berdering, hohoi.. supir taksi yang ku pesan sudah menunggu di lobby apartemenku. OK, ku lahap gigitan terakhir roti di tanganku.

Setelah cipika-cipiki sama istri, cium my princess yang lagi tidur pulas, dengan rasa nervous yang masih memberatkan kaki sekaligus membuat penasaran ku tarik koperku keluar menuju lift dan turun. Tepat jam 02:40 saya sudauh di dalam taksi berwarna biru telur asin dan melaju ke Cengkareng.

Menjelang setengah 4 pagi taksi yang ku tumpangi sudah sampai di Terminal 2 D Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bandara terbesar dan tersibuk yang dimiliki oleh Indonesia. Bandara masih nampak sepi, tapi kegiatan kecil sudah mulai terjadi, beberapa turis asing yang nampaknya takut untuk ketinggalan pesawat nampak tidur di kursi tunggu yang nampaknya tidak cukup nyaman untuk ukuran badan mereka. Ku lihat papan pengumuman penerbangan, tidak satupun bisa ku temukan jadwal penerbanganku ke Hongkong pagi itu. Ah macam mana pula ini… Ku lihat lagi tiket ku, bener kok.

Belum juga temen kantor menunjukkan batan hidungnya di lobby bandara ini, sambil mengisi waktu luang aku jalan ke gate E.Yes, penerbanganku tercantum di papan pengumuman di gate E. OK, agak tenang sekarang. Ku kirim pesan ke teman-temanku untuk langsung turun di Terminal 2 E saja dan aku pun jalan ke toilet terdekat. Balik dari toilet 2 temanku sudah datang. Antrian masuk sudah dibuka, kami bertiga pun sudah bersiap untuk antri boarding, dan sesaat itu pula 2 temanku datang. Komplit, sudah 5 personal boyband lengkap. Hahaha…

Antri, masuk pemeriksaan, cukup ketat. Setelah pemeriksaan scanner badan dan koper, menjelang antrian check-in diperiksa lagi dengan alat yang ditengokkan sedikit ke koper kita, bahkan ada yang diminta buka koper juga. Ah merepotkan.. untungnya aku ga diminta buka koper. kami berlima antri dengan jarak yang bersela, tapi karena 1 tiket booking akhirnya ami dipersatukan di meja check-in. Halah… 😀

Crew maskapai Hongkong yang melayani kami ini sangat baik dan ramah, sambil menyelesaikan 5 tiket untuk check-in kami bercanda mengenai kasus pilot mendesah yang terjadi di dalam pesawat maskapai swasta nasional. Hahaha….

Sampai ruang tunggu dan pesawatpun delay sekitar 30 menit. OK, saya manfaatkan untuk sholat subuh sambil nyemil roti yang dibawa oleh seorang wanita satu-satunya dalam rombongan boyband kali ini. Itulah gunanya teman perempuan. Selalu prepare lebih dari yang laki-laki. Hahaha…

05:40

Pengumuman masuk pesawat dan ternyata kami berada di ruang tungggu untuk kelas di atas ekonomi, padahal tiket kami ekonomi. Hehe.. Demi ketertiban bersama kami pindah ke ruang sebelah dan ikut antri bersama penumpang kelas ekonomi yang lain.

Masuk pesawat. Wow..menyenagkan. Walau ekonomi kabin pesawat ini menyenangkan, dengan full entertain dan ada colokan usb bisa untuk charger hp. Setelah pesawat mengudara sajian makanan sangat ku tunggu, laper bro!

Ah gerobak itu akhirnya datang juga, pramugari menawari, “Chicken with rice or Pasta with sausage.” Ku pilih yang mengenyangkan, “Chicken with rice.” Cukup enak untuk hidangan di atas pesawat, nasi ayam dengan saus jamur. Nyam-nyam…

Nonton film tidak lupa dilakukan, meski terkantuk kantuk karena tadi bangun kepagian. Setengah ngantuk dan setengah konsentrasi nonton film, akhirnya ketiduran juga. Hehehe…

Bangun ketika pengumuman pesawat mau mendarat di Hongkong, bersiap.

Hongkong1

Sampai di Hongkong! Cuma transit sih.. Hehe.

Hongkong2

Setelah menunggu 3 jam akhirnya kami lanjut dengan maskapai yang sama untuk menuju Seoul.

Hongkong3.jpg

Makan lagi, kali ini ku anggap makan siang. Nonton film lagi. Hehehe..

Sampai di Incheon Internasional Airport sekitar jam 19 malam waktu setempat.

Hellooo Korreeaaaa, i’m coming!!

Incheon1.jpg

Penyakit ndeso menyerang, masuk angin! Hahaha…. Ke toilet dulu yaaa…… Hihihi…

 

28
Dec
15

Korea trip (1), persiapan.

Halo-halo… setelah sekian lama diriku tak menulis. Aku mau cerita soal perjalanan ke Korea kemarin, ah ini pun late post sih. Hahaha… Maaappp! Tapi, insya Allah infonya tetap menarik. Buat yang mau pergi ke Korea boleh tulisan ini menjadi salah satu panduan atau rujuakan. Halah… :p

Kita mulai yaa….

Pada suatu hari terjadilah perdebatan yang cukup seru dan menegangkan. Jreng-jreng…. Sebagai bonus, saya dan temen-temen kantor diperkenankan untuk mengajukan perjalanan ke luar negeri. Diberi kesempatan mengajukan 3 pilihan tujuan, seorang temenku yang memang K-pop lover mengajukan Korea menjadi pilihan pertama, sedangkan aku yang ga terlalu suka K-pop ga mau Korea. Ah pasti lebay di korea, aku lebih pilih Jepang. Terlebih ada promo bagi turis luar untuk naik Sinkansen dengan biaya yang jauh lebih murah, apa gitu nama paketnya khusus untuk winter. Ah lupa! Hihihi…

Skip, skip, skip…

Korea terpilih dan akhirnya kami persiapan ke Korea. Pertama yang diurus tentu saja visa, tapi kali ini pengurusan visa sama sekali tidak seru, alias mudah. Pengurusa visa ke Korea terbilang mudah apalagi kami perginya bareng sekantor, surat permohonan dari kantor dan rekening penjamin juga rekening kantor. Hehe.. Ajaibnya ngisi formulirnya mudah, tinggal donwload, yang pergi ke kedutaan hanya 1 orang sebagai perwakilan yang mengantar berkas, terus yang lain ga disuruh datang apa lagi poto dan wawancara. Tidak ada! Syarat yang kami berikan masing-masing orang adalah, copy KTP, copy KTP, sama Paspor diserahkan. Jika ngurus personal pasti diminta rekening pribadi atau slip gaji, ini versi turis Indonesia yang ketemu di Bandara Hongkong.

Nunggu seminggu dan visa korea jadi. Yipppiiieee!!!

Visa1

Persiapan selanjutnya adalah baju. Ya baju harus dipikirkan khusus karena di sana jauh lebih dingin dari pada suhu rata-rata di Indonesia. Saya pergi pada tanggal 21 hingga 25 November 2015 lalu, itu waktu peralihan autumn ke winter. Alias sudah mulai dingin tapi belum salju. Pantau di web prakiraan cuaca sih di rentang 3-12º C. Brrrr…..

Tapi dasar katrok dan menganggap sepele (sadar setelah kedinginan di sana. Hahaha…) saya cuma menyiapkan jaket, rompi rajut, sama syal. Syal itu pun hasil pinjeman. Hehe.. Sedikit info, di ITC Mangga Dua banyak toko yang menjual baju khusus winter loh. Ane aja takjub, di Jakarta ternyata ada toko yang jual perlengkapan winter. Hihihi….

Jangan lupa selanjutnya siapkan won, ya itu mata uang Korea Selatan. Saat saya beli kemarin kurs berada di angka 12 rupiah, alias 1 won sama dengan 12 rupiah. Dengan perjalanan yang ga neko-neko, mau naik subway, makan juga yang biasa, masih bisa beli oleh-oleh buat emak di kampung, budget 1000 won per hari sudah sangat cukup. Buat orang Indonesia naik angkutan umum dianggap tidak keren, jangan berpikir tentang hal ini jika kita pergi ke negara maju seperti Korea. Satu, tentu alasan budget, naik transportasi umum khususnya kereta dan bis kota itu murah dibanding taksi atau sewa mobil. Dua, untuk di Seoul naik subway itu keren. Cewe-cewe ala artis korea mudah ditemukan di subway. Hahahaha… 😀

02
Mar
15

Ketika Pekarangan Rumah Di Atur Orang Lain

Belum genap 2 bulan saya menempati rumah tinggal baru, lebih tepatnya rumah susun. Ya, rusun ini sisa-sisa program 1000 tower yang pernah dicanangkan pemerintah hampir 1 dekade lalu. Kelasnya sama dengann Kalibata City, Gading Nias, Green Pramuka, dan sebagainya yang katanya untuk menarik kelas menengah untuk tinggal di tengah kota. Nama rusunami saya Pancoran Riverside, sesuai namanya memang di samping sungai. Seandainya di Eropa sungguh nikmat tapi ini di Jakarta. Sungai ciliwung nan coklat warnanya. Hehe…

Yang menarik, di seminggu pertama menjelang bulan Februari ada pengumuman tarif parkir. Diumumkan, tarif langganan per bulan, Sepeda Motor 100 ribu, Mobil 250 ribu, dan dikenalan biaya per kartu 50 ribu. Wakss… Apa-apaan ini tarif, menggila. Untungnya ada grup FB penghuni yang saya sudah join sebelumnya, pandangan saya sama dengan penghuni yang lain. KEMAHALAN.

Tepat pada hari minggu di awal Februari penghuni demo, pekerjaan saya di jaman mahasiswa. Wkwkwkwk…. Tak ku sangka dan tak ku kira bakal saya lakukan lagi di RUMAH sendiri. Ternyata selisih sehari sebelumnya, di Kalibata City dan Green Pramuka juga demo soal IPL (iuran pemeliharaan lingkungan). Wah, BM alias pengelola gedung terindikasi dari grup yang sama pula. Owh…memang kacau ini perusahaan BM. Namanya tidak usah saya publish di sini, entar saya kena UU ITE lagi. Tapi emang ——tiitttt—— ——&%^$%^&^#@—— *misuh-misuh*

Biaya IPL yang didemo di Kalibata City itu adanya kenaikan dari 7000/m2 ke harga 9000/m2 (kalau ga salah baca koran). Sedangkan di apartemen saya sudah 13500/m2 + sinking fund 1000/m2 yang harus dibayar di awal selama total 1 tahun, iming2nya diskon 2000 perak utk pembayaran di awal ini saat serah terima. Karena saya ga update soal ginian dan juga karena sertim yang sudah molor 2 tahun lebih tentu kami bayar aja, total 4,3 jutaan saya bayar di awal.

Dengan biaya IPL yang sudah sedemikian tinggi, dibanding dengan rusunami lainnya pihak BM (pengelola) masih saja mengenakan tarif parkir yang di atas rata-rata juga. Menurut saya ini perusahaan BM emang mata duitan banget. Dan, setelah saya pantau di tempat lain ini preseden yang sama, wabil khusus yang ditangani perusahaan BM ini. Parahnya lagi soal parkir yang muahal ini ada pasal yang tertulis di perjanjian pembayaran, “TIDAK ADA JAMINAN MENDAPAT PARKIR” dan “TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS KERUSAKAN DAN KEHILANGAN”. Bangke!

Belum lagi soal listrik sama air, entah berapa lagi ini. Saya dengar dari penghuni yang sudah duluan tinggal di tower 1 tarif listrik dan air sangat mahal di Pancoran Riverside. Tarif listriknya bisnis, padahal jelas-jelas ini rusunami. Banyak keanehan yang terjadi ternyata di bawah kendali BM yang kerja ga bener, adanya minta duit melulu. Tunggu laporan saya selanjutnya….

21
Nov
14

Rugikah Menggratiskan Sekolah?

Untitled

Rugikah Menggratiskan Sekolah?

Oka Aditya *

Jangan hanya menyalahkan orang tua yang menyuruh anak-anaknya pergi ke jalanan untuk mencari sesuap nasi. Keadaan sosial-ekonomilah yang memang memaksa mereka untuk memilih itu, yaitu membiarkan anaknya mengais rezeki di jalanan. Karena pekerjaan orang tua tidak bisa mencukupi kebutuhan, anak-anak mereka harus ikut menopang keuangan keluarga atau malah orang tuanya merelakan anaknya mencari makan sendiri.

Yang pasti, bukan maksud mereka menyiksa anaknya untuk berada di jalanan dan tidak mengenyam pendidikan. Tidak ada waktu lagi untuk memikirkan sekolah. Sebab, memikirkan makan mereka saja sudah sangat berat.

Kesadaran untuk menyekolahkan anaknya agar tidak seperti bapak-ibunya -yang sekadar memberikan makan sulit- pasti ada. Mereka tahu, jika mengenyam pendidikan, anak mereka akan memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik. Masalahnya, untuk menyekolahkan anaknya di SD saja, mereka harus mengeluarkan uang yang banyak, padahal menyambung hidup lebih penting. Ketiadaan biaya itulah yang menghambat mereka bersekolah.

Lebih Baik
Suatu bangsa maju tidak dipungkiri lagi karena penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Bangsa-bangsa Barat bisa maju seperti sekarang ini juga karena mereka menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Bila bangsa kita ingin berubah dari keterpurukan ini, salah satu yang harus diperjuangkan adalah penguasaan masyarakat terhadap iptek.

Bila anak-anak bangsa bisa menguasai iptek dengan baik, kualitas mereka meningkat dan selanjutnya bisa membawa bangsa Indonesia dari keterpurukan. Manusia-manusia yang terdidik akan dapat berperan lebih terhadap bangsanya. Yang pasti, manusia-manusia Indonesia bila menguasai iptek tidak hanya menjadi penonton dan gemar dicekoki barang-barang canggih produksi luar negeri seperti sekarang. Mereka bisa memberikan karya-karyanya, tidak hanya untuk negeri sendiri, tapi mampu terjun di dunia internasional.

Kesadaran untuk mau menuntut ilmu harus terus disuarakan. Anak-anak bangsa seyogianya paham betul betapa pentingnya menuntut ilmu. Kesadaran untuk mau sekolah dan selalu mengembangkan diri harus ditanamkan sejak dini. Dengan begitu, anak-anak bangsa akan senantiasa berkeinginan meningkatkan potensi dirinya.

Kesadaran dari dalam diri sendiri untuk berkeinginan selalu menjadi yang lebih baik adalah suatu sikap mental yang penting. Bukankah manusia yang bisa membuat hari ini lebih baik daripada hari kemarin adalah manusia yang beruntung?

Kenyataan berkata lain karena kesadaran yang dikampanyekan lewat gerakan Ayo Sekolah tidak cukup. Sebab, selain mau, kita juga harus mampu. Meskipun kemauan dan kesadaran itu ada, ketika kemampuan tidak mendukung, tentu hal itu tidak akan terlaksana. Kemampuan untuk bersekolah dipengaruhi keadaan sosial-ekonomi seseorang.

Bagaimana mungkin negara yang sedang sulit makan ini masih bisa memikirkan sekolah. Keadaan riil di masyarakat inilah yang harus diperhatikan. Jadi, yang harus diperhatikan adalah membuat masyarakat menjadi mampu dan atau membuat kesempatan seluas-luasnya untuk dapat menikmati pendidikan bagi segenap masyarakat Indonesia.

Mencerdaskan
Agar bangkit dari keterpurukan dan dapat maju itu, semua harus diawali dari mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Para founding fathers kita benar-benar sadar bahwa kualitas penguasaan terhadap ilmu pengetahuan mempunyai tempat yang strategis dalam perjalanan bangsa ini.

Cita-cita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita mulia yang tetap relevan sepanjang zaman.

Cerdasnya kehidupan bangsa bisa dicapai bila kesempatan menjadi cerdas itu ada. Kesadaran menjadi cerdas harus didukung kemampuan menjadi cerdas.

Bangsa ini harus mampu mencerdaskan kehidupan anak-anak bangsa. Kebijakan yang betul-betul bijak adalah pemerintah mau membagi anggaran negara untuk mendidik putra-putrinya. Bukan untuk membayar utang-utang yang tidak jelas atau diboroskan untuk kegiatan-kegiatan negara yang tidak menyentuh kehidupan banyak masyarakat. Sangat ironis, ketika rakyat ingin bersekolah, mereka dipaksa membayar mahal, tetapi utang-utang para konglomerat-konglomerat hitam malah dibebaskan.

Negara adalah penanggung jawab kemajuan masyarakat. Di sinilah kepekaan dan integritas pemerintah sebagai penyelenggara negara tertinggi dapat dilihat. Apakah integritas pemerintah suatu negara bagus atau tidak, secara sederhana, dapat dilihat dari pelayanannya kepada masyarakat. Dan, salah satunya adalah bagaimana usaha suatu negara dapat memberikan kesempatan kepada rakyatnya menjadi cerdas.

Sekolah Gratis
Tidak ada kata rugi untuk sekolah gratis. Rugikah negara menggratiskan biaya sekolah untuk anak-anak bangsanya? Tentu tidak! Bila ada yang berkata rugi, hal itu disebabkan kesadaran terhadap perlunya pendidikan belum baik.

Pendidikan adalah investasi yang sangat berharga. Negara tidak akan rugi jika berkorban untuk pendidikan bangsanya. Sebab, toh jika masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang pandai, Indonesia pun akan menjadi negara yang pandai. Contoh konkretnya adalah negara Jerman.

Sekolah gratis akan memberikan kesempatan yang luas kepada rakyat untuk menuntut ilmu. Negara berarti memberikan kesempatan kepada warganya untuk menjadi lebih baik. Seperti tubuh, pertumbuhan dan perkembangannya akan menjadi baik dan sehat jika selalu diberi nutrisi yang baik. Rugikah bila kita selalu makan makanan yang bergizi?

*. Oka Aditya, aktivis BEM KM-UGM bidang pengembangan SDM 2003-2004




May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 34,763 hits

Top Clicks

  • None

My Pic

let’s talk! :)